Balada Jalan Napal Peranap

 Senin, 5 Juli 2021, Polsek Peranap, Satpol PP dan Koramil 05 Peranap melakukan pembersihan kayu dan ban bekas yang ada di sepanjang Jalan Napal Peranap. Beberapa saat kemudian, alat berat mulai melakukan penggalian parit dan penimbunan lubang besar di Karetan, Simpang Empat Pincuran Mas Peranap.

Share:

Titik Panas di Peranap

Puluhan titik panas terdeteksi Indragiri Hulu. Pada Senin 23 September 2019, jarak pandang kurang lebih 300 meter.
Share:

Hubungan Baturijal dengan Kalimantan Barat

Baturijal saat ini telah memiliki 3 administrasi pemerintahan yakni Baturijal Hilir, Baturijal Hulu dan Baturijal Barat. Nama Baturijal sangat erat dengan perkembangan agama Islam, tetapi fakta sejarah tersebut jarang diungkap.

Share:

Buah-buah langka di peranap

Perkembangan ekonomi telah menyebabkan hilangnya hutan di peranap. Akibatnya, banyak buah-buahan yang hilang dan bahkan namanya saja sudah hampir tidak pernah disebut.

Share:

Sipasan jungkal Rengas Sakti

Menjadi satu-satunya perahu dari Indragiri Hulu dalam Festival Jalur Pangean, Kuantan Singingi 5-7 Mei 2015 Rengas Sakti dari Napal Semelinang Tebing Peranap mendapatkan potensi dukungan suporter yang melimpah. Tetapi, harapan tersebut kandas. Rengas Sakti terjungkal oleh Sipasan, perahu andalan tuan rumah.

Share:

Perbandingan Jalan Peranap Tebo–Peranap Muara Bungo via Pasir Mayang dengan via Kiliran Jao

Masyarakat Peranap yang ingin ke Jambi dapat menempuh dua jalur yakni via Pasir Mayang dan via Kiliran Jao. Jalan Peranap Pasir Mayang merupakan jalan eks PT. IFA yang merupakan jalan tanah sehingga hanya dapat ditempuh sepeda motor kalau kondisi tidak hujan. Untuk menyeberangi Batang Tebo, sudah ada Jembatan Tebo II di Serai Serumpun Kabupaten Tebo Jambi. Oleh karenanya, masyarakat harus melewati Kiliran Jao yang jalannya lebih bagus dengan waktu tempuh sekitar 6 jam ke Muara Bungo.

Share:

Khatib Sulthon Peranap, Larangan dalam Islam adalah menjaga eksisten manusia

Khutbah Jumat di masjid as-Sulthon, Pincuran Mas Kelurahan Peranap, yang dibangun di atas tanah yang dihibahkan oleh kerabat Sultan Muda Peranap, Drs.H.T.Mukhtaruddin dan keluarga ini, dibuka oleh khatib dengan menyampaikan bahwa larangan-larangan dalam agama Islam pada dasarnya adalah untuk menjaga eksistensi manusia itu sendiri.

Share:

Recent Posts

PENCARIAN

Label

Postingan Populer