Lanjutan Hak Ulayat Semelinang Babu
A. MIGRASI
Masyarakat Riau pada masa lalu mengandalkan transportasi sungai, oleh karenanya pemukiman masyarakat berfokus pada sungai dan anak-anak sungainya. Semenjak berjalannya pemerintahan Belanda, telah mulai dibuka jalan raya, meskipun belum memadai untuk dilalui dan tetap mengandalkan sungai sebagai jalur transportasi utama.
Semelinang Babu adalah kampung tua yang menjadi asal usul warga Desa Semelinang Darat Kecamatan Peranap. Tetapi, kampung tua ini telah lama ditinggalkan hingga menjadi hutan. Yang tersisa hanyalah kuburan dan bekas-bekas tonggak perumahan dalam ingatan.
A. Sejarah Masyarakat Adat Semelinang
Undang-Undang Kesultanan Indragiri yang mulai dikonsep pada masa Sultan Alauddin Iskandar Syah Johan gelar Nara Singa II, Raja Keritang ke-IV Raja Indragiri ke-I (1508-1532) yang disempurnakan oleh Sultan Hasan Salahuddinsyah Sultan Indragiri ke-13 (1735-1765) menyebutkan struktur Kesultanan Indragiri sebagai berikut:
Terjadinya kekeringan, kegersangan dan ketandusan di Semelinang Babu Desa Semelinang Darat Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu merupakan sumber bencana yang sewaktu-waktu siap meluluhlantakkan DAS Semelinang.
Saat orang lain sedang asyik-asyiknya mendengkur, di Semelinang Darat pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2013 pukul 1.15 WIB, si jago merah menari-nari dengan hebatnya. Walaupun warga bergotong royong, tetapi tidak sampai 1 (satu) jam kemudian, tepatnya jam 2.00 WIB, 2 (dua) buah rumah berdekatan terbakar hangus.
Menyikapi terjadinya kekeringan, kegersangan dan ketandusan serta erosi di Semelinang Babu, maka masyarakat Desa Semelinang Darat secara swadaya telah mengupayakan penghijauan. Tentu saja dengan keterbatasan masyarakat, kegiatan ini masih belum optimal.
BUMDES Semelinang Tebing menjadi satu-satunya BUMDES penerima dana Program Pemberdayaan Desa Tahun 2013. Pada tahun 2013, Indragiri Hulu hanya sanggup memberikan dana tersebut kepada 10 desa.
Desa sebenarnya memiliki sumber daya yang melimpah, tetapi kurang dapat menyejeterahkan warganya. Penyebabnya, selain kekurangan teknologi dan manajemen, yang lebih utama lagi adalah kekurangan modal. Untuk itu perlu dilakukan terobosan-terobosan, di antaranya melakukan kerjasama yang saling menguntungkan.
Masyarakat adat pimpinan Orang Kaya Setia Kumara merupakan masyarakat yang mencintai hutan dan menggantungkan hidup dari hutan. Pada masa itu, masing-masing satuan masyarakat adat telah mengenal pembagian kegunaan hutan, yakni :
Sunardi akhirnya menang di Pilkades Pauhranap. Pria kelahiran Semelinang Tebing, 27 Maret 1970 ini unggul di TPS II dan TPS III, meski kalah di TPS I oleh Sudiharto. Pria yang memangku jabatan selaku Kepala Dusun III Katipo ini mengalami lika-liku yang panjang dalam perjalanan menuju Kursi-1 Desa Pauhranap.
Menjadi satu-satunya perahu dari Indragiri Hulu dalam Festival Jalur Pangean, Kuantan Singingi 5-7 Mei 2015 Rengas Sakti dari Napal Semelinang Tebing Peranap mendapatkan potensi dukungan suporter yang melimpah. Tetapi, harapan tersebut kandas. Rengas Sakti terjungkal oleh Sipasan, perahu andalan tuan rumah.
Setelah ditunggu sekian lamanya, akhirnya produksi batubara Peranap resmi beroperasional. PT. Bukit Asam (PTBA) resmi menjual dan mengirimkan hasil produksi batu bara ke Peranap ke negara tujuan India . Peresmian dilakukan oleh Komisaris Utama PTBA, mantan Menkunham Patrialis Akbar dan Direktur Utama PTBA Milawarma pada hari Jumat 13 April 2012.
