Kemiskinan di Riau

Masyarakat Riau selalu berbangga bahwa daerahnya merupakan salah satu daerah terkaya di Indonesia. Namun ironinya, masyarakatnya miskin-miskin. Pameo ini diagung-agungkan di Riau. Kambing hitamnya adalah pemerintah pusat. Pemerintah pusat dianggap tidak adil dan semena-mena di Riau.


Rusli Zainal sang visioner (?) sangat menyadari hal ini. Oleh karenanya, salah satu program yang dibangga-banggakannya adalah K3I yang salah satu Knya adalah kemiskinan.

Program-program ini di lapangan berupa berbagai bantuan kepada masyarakat yakni sapi rakyat, kebun rakyat dan UEK-SP. Bagaimana pelaksanaannya di lapangan?

Tiga Golongan Rakyat
Ada tiga golongan rakyat:
1. Cacat fisik
2. Cacat motivasi
3. Memiliki fisik dan motivasi yang normal

Orang yang memiliki cacat fisik hanya sedikit di antara mereka yang bisa berkompetisi dengan manusia normal. Cacat fisik dapat terjadi akibat bawaan dari lahir dan musibah/kecelakaan.

Orang yang cacat motivasi sangat sulit dibina. Mereka adalah yang bawaan dari lahir, yakni memiliki inteligensi yang rendah. Kurang inteligensi karena kurang gizi sewaktu balita. Dibesarkan pada lingkungan negatif. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah pengalaman hidup yang terlalu pahit.

Berbagai program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah dari zaman Soeharto dulu, cenderung gagal karena ditujukan kepada orang yang cacat motivasi. Ketika mendapatkan bantuan sapi inpres misalnya, sapi tersebut langsung dijual. Diberi lahan transmigrasi, lahan dijual. Dan sebagainya. Demikian pula program sapi rakyat dan kebun rakyat. Menurut informasi, banyak masyarakat penerima program sapi rakyat yang tidak mau merawat sapi tersebut. Inilah yang paling diperhatikan oleh Rusli Zainal sang visioner (?) agar program tersebut menyentuh sasaran.

Orang-orang yang normal fisik dan memiliki motivasi memiliki dua ragam cita-cita dalam hidup. Ada yang cita-citanya ingin memiliki jabatan yang setinggi-tingginya, ada yang ingin memiliki usaha yang sebesar-besarnya. Inilah dua jenis manusia, termasuk di Riau.

Riau semenjak pemerintahan SBY mengalami kerugian yang besar akibat penertiban ilegal logging. Peluang kerja, baik pada ilegal loging yang umumnya diusahakan rakyat maupun pada perusahaan legal menjadi berkurang. Salah satu problem besar dalam ketenagakerjaan yang dihadapi Rusli Zainal sang visioner (?) adalah ancaman PHK massal oleh PT. RAPP, perusahaan yang banyak menampung tenaga kerja di Riau.

SOeharto adalah tokoh yang lihai menyiasati problem pengangguran. Ada dua cara yang ditempuhnya, yakni pembentukan badan-badan pemerintah baru yang sekaligus memperbanyak penerimaan CPNS dan pengembangan industri padat karya. Rusli Zainal menempuh cara pertama untuk menampung angkatan kerja terutama dari kalangan sarjana yang banyak menganggur di Riau. Penampungan tersebut dilakukan melalui program perekrutan tenaga guru bantu. Rekrutmen tersebut memang belum dapat menampung keseluruhan tenaga terdidik Riau yang bahkan berasal dari universitas terkemuka di Indonesia seperti UGM, USU dan IPB. Banyak sarjana-sarjana ini yang lebih dari dua tahun, hanya berkutat di pendaftaran PNS, tenaga kontrak daerah. Ada yang kemudian banting stir melamar menjadi guru honor dengan gaji tidak menentu atau menjadi surveyor, salesman dan broker asuransi. Profesi yang tentu saja tidak sesuai dengan hati nurani mereka. Rusli Zainal sang visioner (?) telah berusaha untuk mengatasi ini, tetapi masih perlu ditingkatkan.
Share:

No comments:

Post a Comment

Recent Posts

PENCARIAN

Label

Postingan Populer